CIREBON,(cirebonbagus.id).- Tradisi Drugdag dilaksanakan di Keraton Kasepuhan Cirebon merupakan tradisi turun temurun yang tiap tahunnya dilakukan oleh Sultan Keraton Kasepuhan.
Drugdag merupakan tradisi memukul bedug dengan irama yang khas, dilakukan oleh sultan setelah Salat Ashar pertanda masuknya Bulan suci Rhamadhan bagi umat muslim.
Namun ada yang berbeda dalam pelaksanaan tradisi Drugdag di tengah pandemi Covid-19 yang sudah menjadi darurat kesehatan di Indonesia.
Tradisi yang biasanya diawali dengan salat Ashar berjamaah di Langgar Agung yang diikuti oleh Sultan Sepuh, abdi dalem serta sejumlah warga sekitar, untuk saat ini ditiadakan.
Sultan Sepuh dan abdi dalem yang hadir dalam prosesi itu terlihat berjalan menuju bedug yang berada di halaman Langgar Agung, datang dengan pakaian khas keraton dilengkapi dengan masker yang saat ini menjadi protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19.
Sultan Sepuh Keraton Kasepuhan XVI, PRA Arief Natadiningrat mengatakan, beberapa tradisi keraton yang biasa dilakukan pada bulan Ramadhan, tidak bisa dilaksananan di tengah pandemi Covid-19.
Sesuai anjuran MUI dan pemerintah, ibadah-ibadah berjamaah di masjid Keraton Kasepuhan untuk sementara ditiadakan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.
“Tarawih termasuk buka bersama dengan keluarga dan abdi dalem dan open house ditiadakan,” ungkapnya.
Namun, lanjutnya, tadarus masih bisa dilaksanakan di Langgar Alit, dan akan menyalakan lilin pada hari ganjil di 10 hari terakhir untuk menyambut malam Lailatulqadar.
Selanjutnya Sultan Arief melakukan doa dan salawat sebagai awal memukul bedug. Setelah selesai berdoa dan bersalawat tabuhan bedug pun dimulai oleh Sultan Arief mulai dari ritme lambat hingga cepat.
Setelah selesai menabuh bedug, Sultan Arief menyerahkan tongkat pemukul pada abdi dalem yang lain untuk melanjutkan memukul bedug. (Josa/CIBA)