CIREBON, (CB).-
Pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Riyad Arab, mengunjungi kediaman keluarga Carmi yang ada di Blok Kalibangka Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, Kamis (12/9/2019) malam.
Kunjungan tersebut diwakilkan langsung Atase Ketenagakerjaan KBRI Riyadh Arab Saudi, Sa’dullah Affandy.
Dalam kesempatan kunjungan tersebut, turut hadir pula Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Cirebon, Abdullah Subandi beserta stafnya.
Sa’dullah menyampaikan, kedatangannya berkunjung ke rumah orang tua Carmi itu, tak lain untuk memberi kabar ke keluarga Carmi secara langsung, tentang kondisi Carmi.
“Kondisi psikis Carmi sudah tambah membaik. Ia sudah mulai bisa berkomunikasi menggunakan bahas Cirebon. Bahkan yang dulunya sempat menolak untuk dipulangkan ke Indonesia, sekarang sudah mau dipulangkan,” katanya.
Namun, belum dipulangkannya Carmi, karena masih menunggu hak-hak dia untuk dipenuhi terlebih dahulu oleh majikannya. “Majikan Carmi sudah datang ke KBRI, ia siap memenuhi hak-hak Carmi hanya saja minta tempo dua bulan. Karena majikan mau menjual kebun kurmanya dan beberapa aset miliknya,” kata Sa’dullah.
Pria yang akrab disapa Kang Sa’dun ini mengaku, tempo dua bulan yang diberikan itu sudah ada dalam surat perjanjian yang ditandatangani. Artinya, kata dia, jika dalam dua bulan hak-hak Carmi tidak diberikan, maka pihaknya akan menempuh jalur hukum.
“Kita akan kejar, supaya hak-hak Carmi dipenuhi oleh majikan. Jika tidak ya akan kita laporkan ke jalur hukum. Syukur-syukur sebelum dua bulan bisa memenuhi ya alhamdulillah,” ungkap Kang Sa’dun.
Ia meminta juga doa kepada keluarga Carmi agar janji majikan bisa tepat. Sehingga proses pemulangan Carmi pun bisa cepat pula. “Karena sebelum majikan memenuhi hak-hak Carmi, kita tidak akan memulangkan Carmi. Sebab kalau sudah dipulangkan sedangkan hak Carmi belum dipenuhi ya nanti tidak terbayarkan,” katanya.
Ia menjelaskan, sebenarnya tak hanya Carmi yang mengalami hal sama. Bahkan, di rumah singgah KBRI Riyad Arab Saudi, terdapat ratusan TKW yang bermasalah dengan kasus yang berbeda-beda. “Beberapa hari lalu pun, pak kedubes ngobrol-ngobrol dengan para TKW di rumah singgah. Dan ngobrol juga dengan Carmi serta dua orang TKW lain yang mengalami hal sama,” kata Kang Sa’dun.
Ia juga mengimbau kepada masyarakat, jika ada keluarganya yang mengalami nasib seperti Carmi, supaya segera melaporkannya ke Disnakertrans Kabupaten Cirebon dengan menyertakan kelengkapan datanya. Dan pihaknya juga siap membantu.
“Saya juga sudah ngomong ke Pak Bupati dan Pak Kadisnaker, untuk mendata warganya barangkali ada yang mengalami hal sama seperti Carmi,” katanya.
Di tempat yang sama, Kepala Disnakertrans Kabupaten Cirenon, Abdullah Subandi mengaku, banyak TKW di Timur Tengah yang bermasalah. Maka, pihaknya juga meminta jika ada waraganya yang demikian, agar segera melaporkannya. “Asal dengan data-data yang komplit ya. Kita siap membantunya. Jadi silakan laporkan ke kita,” kata Abdullah.
Seperti diketahui, Carmi merupakan TKW yang 31 tahun hilang kontak dengan keluarganya. Ia berangkat pada 1988 dan baru ditemukan oleh pihak KBRI Riyad Arab Saudi pada Agustus 2019, setelah kasus hilangnya Carmi gencar diberitakan. (CB-05)