CIREBON, (cirebonbagus.id).- Ade Nuryadi menyukai burung puter berawal dari sekedar iseng. Kini Ia menjadi penghobi dan peternak, pasalnya jenis burung tersebut memiliki nilai jual.
Ade Nuryadi ayah dua anak warga Desa Marikangen, Blok Pesantren kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon mengatakan, dirinya menggeluti sebagai pecinta burung anggungan puter pelung dan puter hias sejak dua tahun yang lalu. Hal itu dilakukan karena memang hobi tetapi juga bisa untuk menambah dari segi ekonomi untuk kebutuhan hidup.
“Awalnya iseng saya melihat dan mendengar suara burung puter pelung milik tetangga lalu dari situ saya coba membeli sepasang untuk di ternak. Sekarang alhamdulillah sudah banyak mas,” kata Yadi sapaan akrab Ade Nuryadi saat di mintai keterangan. Senin (29/11/2021).
Ia menjelaskan, di Indonesia sudah banyak pecinta jenis burung puter pelung maupun burung puter hias. Mereka menyukai jenis burung tersebut dari suara dan iramanya karena burung puter pelung memiliki suara yang khas dan berbeda dengan burung puter biasa.
“Burung puter pelung memiliki suara yang khas dan unik, lebih panjang seperti suara tangisan dan suara auman anjing melolong, sedangkan puter hias di lihat dari bentuk jambul kepalanya serta warna bulu,”terang Yadi.
Ia mengungkapkan, burung puter miliknya memiliki kualitas dan sudah mengikuti banyak even lomba. Masih kata dia, dirinya pun tergabung dalam sebuah wadah komunitas pecinta burung puter.
“Saya sudah tergabung dalam wadah Perkumpulan penggemar dan pelestari puter seluruh Indonesia (PPPPSI) dan ada plakatnya,” ujarnya.
Dikesempatan itu Yadi berharap, agar burung puter bisa dilestarikan sebab jenis burung ini di alam liar sering dijadikan buruan di tembak oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab.
Harga burung puter ,sambung dia, bervariasi dari harga ratusan ribu bahkan jutaan. Harga dilihat dari jenis suara kemudian kualitas induk dan tiap pembeli memiliki selera masing-masing.
” Ada yang membeli hanya karena untuk koleksi. Ada juga untuk diternak kembali bahkan untuk di lombakan nantinya,” pungkasnya.(Effendi/CIBA)