CirebonBagus.Id – Curah hujan di wilayah Propinsi Jawa Barat baru saja berhenti di akhir bulan Juni 2018, sesuai dengan ramalan prakiraan cuaca musim kemarau dari Badan Metreologi, Klimatologi dan Geofisika.
Hal ini telah diantisipasi oleh Tim Upaya Khusus Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai (Upsus Pajale) Propinsi Jawa Barat bersama-sama dengan petani di Kabupaten Karawang yakni dengan lakukan Gerakan Percepatan Tanam (Gertam) serentak.
“Kita tidak boleh berleha-leha, harus manfaatkan air yang masih tersedia, agar padi dapat terus tumbuh dan panen,” kata Banun Harpini, Ketua Penanggung Jawab Upsus Jawa Barat saat lakukan gertam di dusun Kandayakan, Desa Deyehluhur, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Karawang.
Bersama dengan Carlam, ketua dan seluruh anggota kelompok tani Saluyu, tim upsus Jabar lakukan gertam diatas 5.990 ha dari luas baku tanam 6.480 ha. Banun berharap dengan gertam yang dilakukan bersama-sama dapat menambah percepatan luas tambah tanam di desa Deyehluhur.
“Saat ini panen telah seluruhnya dilakukan, jumlah luas area yang telah ditanam seluas 490 ha dengan percepatan tanam rata-rata 25 ha perhari. Ini harus diberikan stimulus agar sisa air yang tersedia dapat dimanfaatkan,” jelasnya.
Tanam padi serentak terstruktur merupakan cara untuk pengendalian hama dan penyakit. Berdasarkan pengalaman, hama meledak dusebabkan karena waktu tanam padi yang tidak serentak, sehingga menyebabkan akumulasi populasi hama pada tanaman padi.
Dalam mendukung upaya khusus peningkatan produksi padi, jagung dan kedele serta meningkatkan kesejahteraan petani, Kementerian Pertanian selain memberikan bantuan benih unggul, pupuk dan alsintan juga mengembangkan berbagai program strategis. Antara lain, asuransi petani, jaminan ganti rugi bagi petani di tengah ancaman bencana kekeringan khususnya di wilayah sentra produksi padi seperti di Kabupaten Karawang yang merupakan sentra padi utama di Provinsi Jawa Barat selain Subang dan Indramayu.
Selain itu guna mendorong produktifitas padi tim upsus Kabupaten Karawang juga melakukan
Rehabilitas Jaringan Irigasi Tersier (RIJT) untuk menjamin ketersediaan air, penyediaan alat dan mesin pertanian (ALSINTAN), penyediaan dan penggunaan benih unggul, optimalisasi lahan (OPLA) dengan penyediaan dan penggunaan pupuk berimbang, pengaturan musim tanam dengan menggunakan Kalender Musim Tanam (KATAM),
“Ada juga pelaksanaan program Gerakan Penerapan dan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GPPTT) serta uji teknologi Demfarm. Dan satu hal yang tidak kalah pentingnya adalah peran kerjasama Kementerian Pertanian, Dinas Pertanian Propinsi dan Kabupaten bersama dengan Bintara Pembina Desa, Babinsa TNI Angkatan Darat,” jelas Banun.
Sementara Mayor Inf. Tatang Basujata, Kasdim 0604 Kabupaten Karawang didampingi Kapt Inf Wawan Triyuana Danramil 0403/Rawamerta menyampaikan, tugasnya bersama anggota adalah mensukseskan pembangunan, salah satunya membantu petani. “Sukses program upsus pajale menjadi prioritas kami,” katanya.
Berada dibawah Kodim 0604 Karawang, Koramil 0403/Rawamerta memiliki daerah teritorial di 2 kecamatan masing-masing Rawamerta dan Tempuran. Tatang juga melaporkan, petani di desa Kecamatan Rawamerta masih lakukan sisa panen di atas lahan 45 ha. Dan seluruh petani dan tim upsus bersiap untuk lakukan gertam serentak di atas lahan luas baku tanam 4.191 ha.
“Posko gertam sebagai sarana berkomunikasi bagi petani dan Babinsa juga telah kami siapkan di 2 kecamatan untuk merespon kesulitan dan masalah yang dihadapi petani,” jelas Tatang.
Pada saat yang bersamaan, Banun Harpini juga lakukan gertam serentak di kecamatan Cimalaya Wetan dan Cimalaya Kulon. Kunjungan lapangan ini turut didampingi Kapt Infantri Sukirno dan UPTD Kecamatan Cimalaya Wetan dan Kulon, Achmad. Dilaporkan luas baku tanam masing-masing kecamatan ini adalah 4.570 ha dan 5.170 ha.
Banun menjelaskan luas tambah tanam di 2 desa ini masih harus terus dipacu, karena saat ini masih rendahnya luasan lahan yang belum ditanam. Rata-rata masih 15% dari target yang ditetapkan.
“Saya yakin dengan bersemangat dan saling bahu membahu petani di Kabupaten Karawang dan juga diikuti petani di kabupaten lain akan mampu berkontribusi dalam menciptakan ketahanan pangan di Jawa barat dan mempertahankan Lumbung Padi Nasional,” pungkasnya.(CB02)