CIREBON, (cirebonbagus.id).- Pemerintah Desa Sarabau, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, menginisisai pengerukan saluran air yang hampir 20 tahun tidak dilakukan normalisasi.
Hal itu dilakukan dalam upaya meminimalisasi masalah banjir berkepanjangan saat musim penghujan. Karena, banjir menjadi persoalan serius di wilayah tersebut sehingga diperlukan upaya maksimal.
Kuwu Desa Sarabau, Akmad Dandon mengaku, desanya kerap kali menjadi langganan banjir. Penyebabnya karena faktor anak sungai Cikenanga yang tidak pernah tersentuh normalisasi selama 20 tahun.
“Upaya normalisasi sungai ini dalam mengeruk ketebalan sedimentasi saluran anak sungai Cikenanga yang mencapai 1 meter lebih. Normalisasi harus dengan alat berat. Biasanya manual oleh warga,” katanya, Kamis (30/1/2020).
Menurutnya, normalisasi sungai dilakukan dengan panjang sekira 1 kilometer dengan lebar 3 meter. Hasil pengerukan anak sungai juga ditemukan, banyak sampah yang bercampur dengan lumpur dan tanah.
“Dengan upaya normalisasi sungai ini, kami harap bisa memberikan manfaat bagi masyarakat. Dan hasil dari sedimentasi ini tidak akan dibuang, melainkan akan ditempatkan di lokasi lain yang masih kekurangan tanah,” katanya.
Agar bisa leih bermanfaat, kata kuwu yang akrab dipanggil AD Elon, difungsikan juga dari hasil tanah pengerukan untuk menutup tanah yang masih kekurangan tanah. “Tidak dibuang, namun kami angkut keluar desa, karena akses untuk mengangkut hasil sedimentasi ini tidak ada,” terangnya.
Dia menjelaskan, pendangkalan pada anak sungai Cikenanga ini kerap kali mengakibatkan dua blok di dua RW di Desa Sarabau sering menjadi langganan banjir kiriman ketika air sungai Cikenanga ini meluap.
“Tinggi banjir memang gak seberapa hanya 10-20 centimeter dan masuk kedalam rumah, tapi rutinnya ini. Makanya kita lakukan normalisasi pada anak sungai ini,” tuturnya.
Ditambahkannya, selain mengakibatkan banjir yang menghantui penduduk. Areal sawah di wilayahnya pun selalu tergenang air. Sepekan yang lalu kita sudah lakukan normalisasi di anak sungai yang dekat areal persawahan. “Kemudian mulai hari ini sampai tiga hari kedepan kita lakukan normalisasi di dekat pemukiman penduduk,” paparnya. (CIBA-06)