CIREBON , (cirebonbagus.id).- Ribuan warga berbagai desa di Kabupaten Cirebon menyaksikan arak-arakan “Memayu Buyut Trusmi” sejak pukul 05.30 WIB, Minggu (20/10/2019).
Memasuki pukul 07.00 WIB, pasukan Dayak atau kelompok pemuda yang seluruh tubuhnya dibaluri cat dan oli hitam, membuka jalan agar penonton tidak merangsek ke tengah jalan.
Tak berapa lama, rombongan abdi dalem Buyut Trusmi lewat dengan membawa daun bambu dan welit atau atap bambu yang akan dipasang di komplek makam Buyut Trusmi pada Senin (21/10/2019) besok.
Setelah rombongan abdi dalem lewat, kemudian rombongan para pemuda yang membawa aneka patung berdatangan. Mereka menghias sebagus mungkin patung-patung tersebut karena diperlombakan. Tak kurang dari 30 patung diperlombakan dalam arak-arakan ini.
Menurut Ega (28 tahun) asal Gegesik, kegiatan ini sangatlah kental dengan budaya sehingga perlu terus dilestarikan.
“Saya datang dari Gegesik jam lima pagi bersama keluarga dan sudah ramai warga dan setiap tahunnya saya hadir pada acara ini,” katanya.
Sedangkan menurut Agus (29 tahun) asal Majalengka, dirinya baru pertama melihat acara Memayu Buyut Trusmi.
“Saya baru pertama kali lihat karnaval Memayu Buyut Trusmi dan sangat bagus, semoga acara seperti ini terus dilestarikan,” ujarnya.
Salah satu warga Desa Panongan, Kecamatan Palimanan, Kabupaten Cirebon, Subarno (45 tahun), menjadi penonton langganan arak-arakan ini. Meski panas cukup terik pada Minggu pagi, namun ia dan dua anaknya sudah siap sejak pukul 06.00 WIB untuk menonton hingga acara selesai.
“Meski lokasi rumah cukup jauh di Kecamatan Palimanan dan arak-arakan ini di Kecamatan Plered, tapi saya pasti datang. Sebab, pertama saya ingin ngalap berkah, karena bukan hanya nonton arak-arakan saja tapi saya juga berdoa ke makam Buyut Trusmi,” tuturnya.
Menurutnya, Memayu Buyut Trusmi pun merupakan salah satu event budaya yang sayang kalau dilewatkan begitu saja.
“Lihat saja, begitu banyak warga yang ingin menonton, rela berdesakan sejak subuh. Jumlahnya lebih dari 2 ribu orang, saya sendiri sebagai warga Kabupaten Cirebon bangga melihat ini,” ujarnya.
Sementara itu, sesepuh Desa Trusmi Kulon, Kyai Tony Syach menuturkan, Memayu Buyut Trusmi memiliki makna khusus untuk mempererat silaturahmi antar warga.
“Warga rela datang jauh ke sini, baik untuk berdoa dan sekedar menonton. Mereka bertemu satu sama lain, sehingga silaturahmi di antara warga terus terjalin,” ujarnya.
Pihaknya pun menyiapkan aneka makanan di komplek makam bagi warga yang ingin santap siang usai arak-arakan.
“Kami tak khawatir kehabisan makanan, sebab di komplek makam banyak sekali makanan, sejak sehari sebelumnya warga sekitar sudah mengirimkan makanan ke sini,” ujarnya.
Sementara itu, untuk pemasangan welit, direncanakan akan dilakukan pada Senin besok pukul 06.00 WIB. Warga sekitar akan bergotong royong memasang atap tersebut.
“Sebagai persiapan jelang musim hujan, agar tidak ada yang bocor saat musim hujan tiba. Kita sendiri berharap musim hujan segera tiba,” tuturnya. (CB-07/CB-09)