CIREBON, (CB).- Ratusan meter tanggul Sungai Cipager yang ada di wilayah Desa Kalibaru, Kecamatan Tengahtani, Kabupaten Cirebon rawan longsor. Namun, pihak Balai Besar Sungai Cimanuk-Cisanggarung (BBWSCC) baru menyender 52 meter saja.
Senderan atau Tembok Penahan Tanah (TPT) Sungai Cipager di Desa Kalibaru ini tentunya masih jauh dari sempurna. Sehingga masih membuat masyarakat setempat belum tenang, karena menjadi langganan banjir dari luapan sungai ketika musim hujan datang.
Hal itu seperti diungkapkan, warga Desa Kalibaru, Kecamatan Tengahtani, Nendro (55 tahun). Ia mengaku, saat musim hujan tiba, Sungai Cipager yang tepat di belakang rumahnya itu selalu meluap. bahkan, sampai masuk rumahnya.
“Kami harap, pembangunan TPT bisa berlanjut. Agar sisi kanan dan kiri Sungai Cipager ini aman saat musim hujan. Dan rumah masyarakat juga tidak lagi kena banjir akibat sungai meluap,” kata Nendro, Selasa (7/10/2019).
Ia menjelaskan, bibir Sungai Cipager sendiri sangat rawan longsor, terutama saat musim hujan tiba. Sebab, derasnya air sungai yang mengalir selalu menghantam sisi kanan dan kiri bibir sungai. Terlebih, ketika hempasan air menerjang belokan sungai.
“Rumah saya yang pas berada di pinggir sungai saja nyaris terbawa arus, tapi sudah ditanggulangi oleh warga sekitar secara swadaya untuk sementara. Tapi, harapan kami TPT dapat dituntaskan, khususnya di titik-titik rawan longsor,” katanya.
Kuwu Desa Kalibaru, Handy Riyanto menyampaikan, meski pembangunan belum sepenuhnya terealisasi dari yang diajukan, setidaknya ada rasa aman bagi warga yang tinggal di pinggir Sungai Cipager, ketika terjadi banjir.
Menurutnya, jika dihitung panjang Sungai Cipager yang membentang di Desa Kalibaru ada 800 meter. “Kita tinggal menerima bangunan saja, teknis di lapangan sepenuhnya ada di BBWSCC. Alhamdulillah, meskipun baru 52 meter yang dibangun TPT-nya, setidaknya membuat warga yang berada di pinggir sungai Cipager aman,” ujar Handy.
Ia menjelaskan, jika dihitung sejak tahun 1980-1990-an sudah ada belasan rumah yang longsor akibat tergerus derasnya aliran air sungai saat musim hujan tiba. “Kalau untuk kondisi sekarang, masih ada tiga rumah lagi yang terancam longsor,” kata Handy.
Sementara itu, PPK OPSDA 2 BBWSCC, Andry Octo Arisandy menyampaikan, dibangunannya TPT di Desa Kalibaru itu karena penanganan darurat, karena itu anggaran untuk pembangunan TPT pun terbatas, Rp 290 juta dengan panjang 52 meter dan tinggi 4 meter.
“Semua ajuan berdasarkan dari masyarakat melalui pemerintah desa, kemudian kita survei di lapangan. Karena kondisi darurat yang bisa mengakibatkan rumah warga terancam longsor, kita bisa mengcovernya, ketika ditemukan fakta-fakta di lapangan,” katanya.
Lebih lanjut Andry mengatakan, untuk panjang Sungai Cipager yang melintang di Kabupaten Cirebon itu 43 meter. Panjangnya dari Plangon Sumber sampai, Kecamatan Gunungjati yang tembusnya ke laut.
“Kita belum mengetahui berapa titik rawan longsor disepanjang Sungai Cipager. Yang pasti, ketika penanganan darurat, bisa kita tanggulangi,”katanya. (CB-05)