CIREBON, (CB). – Tim dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI turun langsung ke SMPN 2 Plumbon, Kabupaten Cirebon pasca ambruknya dua ruang kelas bagian atap yang menimpa puluhan siswa dan guru yang tengah melakukan proses belajar mengajar.
Mereka melakukan pengecekan baik terhadap kelayakan bangunan sekolah yang dilanjutkan dan menjenguk korban yang masih dirawat di RS Mitra Plumbon yang kondisinya masih mengalami luka parah.
Hasil pemeriksaan bersama tim ahli, khusus pada kondisi fisik bangunan, pihaknya menemukan terdapat 9 ruangan di SMPN 2 Plumbon yang dinilai sudah tidak layak pakai. Sehingga arahan untuk dikosongkan sementara bagi ke sembilan ruangan tersebut sambil menunggu proses perbaikan agar kembali bisa digunakan.
“Sementara ini untuk perbaikan belum diputuskan karena harus dilaporkan dulu ke Kementerian di pusat. Sambil menunggu itu, kami instruksikan kepada pihak sekolah dan Dinas Pendidikan untuk 9 ruangan itu dikosongkan. Serta mencari solusi ruangan pengganti untuk digunakan proses belajar mengajar bagi siswa,” kata Staf Sarpras Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama pada Kemendikbud, Diki Abdul Kodir, seusai peninjauan, Rabu (2/10/2019).
Diki menyebutkan, setelah mendapat laporan dari berbagai informasi atas ambruknya sekolah di SMPN 2 Plumbon maka pihaknya langsung menuju Cirebon ke sekolah yang dituju. Dengan membawa tim, kata Diki, dirinya ditugaskan untuk melakuan pendataan serta mencatat mulai kronologis dan korban yang terdampak.
Hasilnya, kata dia, terdapat 3 ruangan yang sudah dalam kondisi ambruk, 4 ruangan kelas rawan roboh dan 2 ruangan guru kondisinya sama.
“Jadi totalnya ada 9 ruangan dan akan langsung kami laporkan. Insya Allah pekan ini juga ibu Dirjen akan kembali ke sini yang kemungkinan untuk langsung mengeksekusi atas kejadian ini,” ungkapnya.
Diki menambahkan, untuk poses pengajuan perbaikan sekolah ke Kementerian sebenarnya tidak rumit. Syaratnya hanya dengan melakukan form pengisian data sarpras yang ada di sistem Data Pokok Pendidikan (Dapodik) secara online.
Namun diakuinya, dalam mengurus seluruh ruang kelas sekolah se-Indonesia yang sangat banyak maka harus selektif. Makanya, dalam pengisuan dapodik pengajuan melalui sistem itu harus didampingi tim ahli dalam bidangnya.
“Pengajuannya bisa didampingi tim komite sekolah yang ahli dalam pembangunan. Intinya untuk kondisi fisik bangunan di SMPN 2 Plumbon ini bisa dilihat secara kasat mata saja dan memang kondisinya mengkhawatirkan. Segera kami akan tindaklanjuti, ” paparnya. (CB-06)