CIREBONBAGUS- Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) memiliki ketahanan terhadap persoalan ekonomi termasuk krisis yang menimpa Indonesia. Hal ini mendasari pemerintah pusat ingin mengembangkan UMKM secara online. Kota Cirebon memiliki banyak UMKM yang dapat dikembangkan dengan industry digital.
Demikian diungkapkan Kasubdit Pengembangan Ekonomi Digital Pariwisata Tranportasi dan Perdagangan Kementrian Komunikasi dan Informatika, Sumarno S.Sn, MM ketika Training of Trainers (TOT) Relawan TIK yang dilaksanakan Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (DKIS) Kota Cirebon di Ruang Adipura Balaikota Cirebon, Senin (29/7). Sumarno mengatakan Kota Cirebon memiliki potensi UMKM sangat luar biasa dan selalu tumbuh dalam perkembangannya.
“Kami harapkan produk UMKM Cirebon akan go internasional melalui industry digital atau online. TOT ini sangat tepat karena nanti para relawan TIK akan menjadi pandu digital bagi daerah terutama pelaku UMKM,” ungkap Sumarno.
Sumerni menambahkan program UMKM go online atau grebeg pasar merupakan program pemerintah yang selalu memperhatikan bidang ekonomi masyarakat. Pemerintah menggulirkan Gerakan 8 juta UMKM untuk mengembangkan ekonomi masyarakat menengah dan bawah.
“Kebijakan tersebut sangat berdasar karena UMKM ternyata lebih kuat menghadapi persoalan ekonomi dan lainnya. Dengan memanfaatkan teknologi UMKM dapat menjual secara meluas sehingga omzet bertambah,” kata Sumarno.
Kegiatan TOT bertema Ayo Jualan Online diikuti puluhan Relawan TIK Kota Cirebon. Kegiatan menghadirkan nara sumber dari Shoppe dan Bukalapak yang sudah terbukti mengembangkan perdagangan secara online. Tampak hadir Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Sumanto, PLH Kepala DKIS, Dra. Hj. Nina Isniawati, MSi, Dirut PD Pasar, Akhyadi, SE dan lainnya.
Sambutan Wali Kota yang diwakili Sumanto mengatakan program TOT selaras dengan program smart city. Pihaknya mendukung pengembangan UMKM berkemampuan digital sesuai tuntutan jaman.
“Pelaku UMKM harus beradaptasi dengan teknologi yang terus berkembang. Insyaallah UMKM Kota Cirebon akan maju dengan dukungan industry digital. Harapannya tentu mereka akan menjadi enterpreuneur yang handal dengan industry digital,” kata Sumanto.
Sementara Kabid Statistik , Sektoral dan Persandian DKIS Kota Cirebon,TM Maulana, menjelaskan jika pada pelatihan kali ini ada 25 orang yang dilatih dan bertugas sebagai canvasser. “di hari pertama ini, mereka akan mendapatkan pelatihan secara teori dari market place,” ungkap Maulana. Selanjutnya hingga 12 Agustus mendatang, mereka akan mendatangi 6 pasar tradisional yang sudah ditetapkan menjadi target dari kegiatan ini. Yaitu Pasar Kanoman, Pasar Pagi, Pasar Jagasatru, Pasar Perumnas, Pasar Drajat, dan Pasar Harjamukti. “Para canvasser bertugas untuk mengajari pedagang berjualan secara online,” ungkap Maulana. Bahkan hingga pembuatan email pun menurut Maulana juga akan dibuatkan.
Melalui grebeg pasar ini, ditargetkan 2 ribu UMKM bisa terjaring dan melakukan penjualan secara online. “Target awal kami pedagang yang berjualan bahan kering. Seperti kerupuk udang, terasi dan lainnya,” ungkap Maulana. Jumlah 2 ribu UMKM tersebut menurut Maulana merupakan tahap awal pelaksanaan grebeg pasar ini. Karena sebenarnya berdasarkan data dari Perumda Pasar Berintan, ada sekitar 9 ribu UMKM yang ada di 10 pasar rakyat di Kota Cirebon. Target ke depannya, pedagang di semua pasar tersebut bisa melek teknologi dan mulai melakukan penjualan secara digital atau online.
Kegiatan hari ini, lanjut Maulana, sebenarnya merupakan lanjutan dari kegiatan yang dilakukan selama 2017 dan 2018 lalu. “Kita sudah lima kali melakukan pelatihan UMKM go online sepanjang dua tahun tersebut,” ungkap Maulana. Caranya dengan mengundang pelaku UMKM untuk mendapatkan pelatihan penjualan secara online. Sebanyak 600 UMKM sudah mengikuti kegiatan tersebut dan dari jumlah tersebut sekitar 40 persennya saat ini sudah aktif melakukan penjualan secara online. “Perbedaannya dengan sekarang, kita yang mendatangi langsung ke pasar melalui canvasser sedangkan sebelumnya kita yang mengundang mereka datang untuk mendapatkan pelatihan,” ungkap Maulana. Dengan pola grebeg pasar yang dilakukan saat ini, maka pedagang yang ada di pasar rakyat tidak perlu meninggalkan jualannya. (CB01)