KABUPATEN CIREBON, (cirebonbagus.id)- Bupati Cirebon, H Imron Rosyadi mengapresiasi kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang sudah dilakukan oleh pihak SMPN 1 Kedawung.
Menurutnya ini program ini sangat penting untuk menanamkan norma-norma Pancasila terhadap anak didik.
“Ini merupakan program sangat bagus. Dimana kita menanamkan Pancasila sejak dini kepada para anak-anak di SMPN 1 Kedawung,” kata Bupati Imron di SMPN 1 Kedawung, Senin (10/10/2022).
Imron juga mengungkapkan program yang dipadukan dengan kearifan lokal ini, mampu memberikan wawasam kepada anak didik. Pasalnya mereka harus tau apa yang menjadi kearifan lokal di daerahnya.
“SMPN 1 Kedawung menunjukan kerarifan lokal berupa pengolahan emping melinjo. Tadi saya keliling banyak olahan yang berbahan dasar emping melinjo. Anak-anak sangat kreatif,” ungkapnya.
Ia berharap apa yang sudah diprogramkan agar terus bisa dikembangkan serta dapat diterapkan kepada anak didik kita. Sehingga ketika mereka dewasa mampu menjadi pemimpin yang bertangungjawab.
“Agar anak didik kita ini 20 sampai 30 tahun yang akan datang akan memimpin suatu bangsa, daerah khususnya Kabupaten Cirebon. Sehingga ketikan P5 telah diterapkan di sekolah, kedepan mereka sudah siap dan tidak luntur pengaruh dari budaya yang lain,” kata Imron.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon, Ronianto mengatakan kegiatan selebrasi P5 ini adalah project penguatan profil pelajar pancasila. Ini adalah merupakan kegiatan baru yang dilaksanakan setelah sekolah melaksanakan kegiatan implementasi kurikulum merdeka.
“Jadi ini adalah bagian dari kurikulum merdeka yang harus dilakukan di seluruh sekolah di Kabupaten Cirebon,” katanya.
Ia menyebut dengan kegiatan ini apa yang sudah ditargetkan kurikulum bahwa anak -anak akan lebih berpotensi untuk bisa mengembangkan diri, mengembangkan keterampilan, kesenian dan lebih kreatif lagi. Bahkan dalam P5 ini tidak hanya di kegiatan-kegiatan pengetahuan saja tapi keterampilan dan kecerdasa serta berfikir dan intelektualnya bisa berjalan dengan baik.
Ronianto mengungkapkan setiap daerah mempunyai kearifan lokal sendiri. Sehingga mereka bisa memberikan inovasi sesuai apa yang ada di daerahnya.
“Ke SMPN 1 Kedawung adanya emping melinjo, di Trusmi membatik. Nah membatiknya kami tekankan pada batik tulis, bukan batik cetak dan daerah lain juga ada,” katanya.
Ia menjelaskan ada perbedaan antara kurikulum 13 dengan kurikulum merdeka yakni ada pada implementasi. ” kalau kurikulum merdeka ini memberikan anak berkreasi lebih luas, tidak hanya berkutat pada pengetahuan di kelas saja, tapi hasil pembelajaran itu dikembangkan menjadi sebuah projek yang harus dipamerkan kepada seluruh siswa yang ada di sekolah tersebut,” kata Ronianto.
Ditempat yang sama Kepala SMPN 1 Kedawung, Hj Yeni Suryani menjelaskan Kurikulum Merdeka ini adalah salah satu materi intrakurikuler. Akam tetapi bukan mata pelajaran, namun, ada jamnya yakni selama 25% dari seluruh jumlah pelajaran.
“Di mana P5 ini adalah suatu Projek, jadi setiap sekolah itu dalam satu tahun minimal tiga Projek. Projek pertama adalah kearifan lokal jadi semua siswa kelas tujuj dibimbing oleh semua guru untuk mengenal budaya di lingkungan Kecamatan kita melihat budayanya kebetulan produk emping ini adalah salah satu daya turun temurun di kecamatan Kedawung khususnya di Desa Tuk,” katanya.
Yeni mengatakan para siswa di perkenalkan dengan melinjo. Kita semua jelaskan bagaimana proses melinjo bisa menjadi makanan olahan.
“Mereka anak-anak kita ajak untuk melihat proses pembuatan emping melinjo. Kemudian mereka praktek dan membuat karya tulis kemudian di videokan dan hari ini di selebrasikan ditunjukkan bahwa hasil produksi anak-anak bukan untuk wirausaha tetapi ini belajar mengenal budaya di lingkungan,” ungkap Yeni.
Lebih lanjut, Yeni, diharapkan dengan kegiatan ini kita dapat mengeksplorasi anak-anak menjadi mengenal budaya yang ada di sekitar kita serta mampu menggali potensi yang ada. ” semoga anak-anak kita menjadi anak-anak yang mempunyai profil pelajar Pancasila yang berkarakter sehingga dia generasi emas itu dapat terbentuk dari sekarang,” katanya. (Apip/CIBA)