CirebonBagus.Id –Tradisi Drudag yang sudah berabad-abad dilaksanakan oleh Keraton Kasepuhan Cirebon merupakan tradisi turun temurun yang tiap tahunnya dilakukan oleh Sultan ( 26/05)
Drugdag adalah tradisi memukul bedug yang dilakukan oleh Sultan setelah Shalat Ashar pertanda masuknya Bulan suci Rhamadhan bagi umat muslim di Indonesia. Sejumlah penanda masuknya bulan suci itu sudah mulai terlihat, salah satunya di Keraton Kasepuhan, Kota Cirebon.
Drugdag inipun akan dilakukan selama tiga puluh hari sebagai tanda sahur dan berbuka Puasa.
Sebagai penanda masuknya bulan Ramadan, Sultan Sepuh Keraton Kasepuhan XVI PRA Arief Natadiningrat, memukul bedug berusia sekitar 400 tahun yang berada di Masjid Langar Agung yang berada di lingkungan dalam keraton.
Sultan Arief didampingi abdi dalem menuju sebuah bedug yang berada di bagian halaman luar. Sebelum memukul bedug ada sebuah prosesi di mana seorang abdi menyerahkan dua tongkat pemukul.
Selanjutnya Sultan Arief melakukan doa dan salawat sebagai awal memukul bedug. Begitu selesai berdoa dan bersalawat tabuhan bedug pun dimulai oleh Sultan Arief mulai dari ritme lambat hingga cepat. Sekitar lima menit ber-drugdag, Sultan Arief menyerahkan tongkat pemukul pada abdi dalem yang lain untuk melanjutkan memukul bedug.
“Tradisi drugdag ini merupakan tradisi turun temurun dari jaman Wali Songo,” kata Sultan Arief usai menjalankan tradisi drugdag, Jumat (26/5/2017).
Pada zamannya atau pada Abad 15, tradisi Drugdag digunakan sebagai penanda masuknya bulan Ramadan dan salat lima waktu”Ungkapnya (CB 02)