CIREBON, (cirebonbagus.id).- Problem soal sampah di Kabupaten Cirebon masih menjadi permasalahan serius pemerintah daerah untuk bisa memecahkannya.
Sebab, selain belum memiliki tempat pembuangan akhir (TPA) sampah, juga kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan masih sangat rendah.
Meski TPA belum bisa disiapkan karena keterbatasan pengadaan lahan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon pun sampai saat terus berupaya agar permasalahan sampah ini dapat ditangani di tingkat desa.
Salah satu penanganan sampah di tingkat desa tersebut, telah dilakukan oleh warga Kalibangka Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon. Melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) setempat yang diberi nama Bina Usaha, telah menggencarkan program bank sampah sudah lebih dari setengah tahun ini.
“Alhamdulillah, sejak April 2019 kemaren program bank sampah ini kita gerakan, antusias masyarakat sangat luar biasa. Sudah lebih dari 100 orang di dua blok yang tergabung menjadi nasabahnya,” kata Ketua Bank Sampah setempat, Moh. Dasuki, Senin (11/11/2019).
Teknis program bank sampah ini, lanjut Dasuki, sangatlah mudah. Masyarakat sebelumnya dikumpulkan untuk diberi pemahaman sampah apa saja yang harus dipilih dan dikumpulkan untuk nantinya disetorkan ke pos bank sampah. Para nasabah hanya dikasih buku tabungan plus karung dari pengurus bank sampah ini.
Selanjutnya, dua minggu sekali, di masing-masing blok yang sudah ditetapkan menjadi pos, para nasabah membawa sampah-sampah rumah tangga mereka untuk kemudian dilakukan penimbangan.
Ia menjelaskan, sebelum dilakukan penimbangan ada proses pemilahan terlebih dahulu sampah-sampah rumah tangga tersebut. “Untuk yang jenis botol kita hargai perkilogramnya Rp 2.000 sedangkan sampah-sampah rumah tangga selain daun, pampres dan bekas makanan dihargai perkilonya Rp 200,” ujar Dasuki.
Untuk pencairan tabungannya sendiri, dilakukan dua kali sekali dalam setahun. Yakni di bulan Mulud ini, sama nanti di Idul Fitri. Pengepul sampah pun kata dia, sudah ada. Bahkan, ketika pihaknya melakukan penimbangan sampah siang hari, sorenya pengepul yang membeli sudah datang dan tanpa sisa diangkut semuanya.
“Sekarang kita coba melalui sosialisasi lagi ke masyarakat untuk buka dua pos baru. Yakni di Blok Remis dan Blok Bor. Pastinya nasabah bank sampah akan bertambah lagi,” ungkap Dasuki.
Direktur BUMDes Bina Usaha, Abdul Azis mengaku, pihaknya sengaja menggerakan program bank sampah ini, karena prihatin melihat kondisi sampah yang berserakan di mana-mana. Sehingga, agar lingkungannya tetap bersih dan kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan meningkat, maka bank sampah menjadi solusinya.
“Jadi dengan program ini, masyarakat bisa mendapatkan manfaatnya selain lingkungan bersih dari sampah, juga akan mendapatkan pemasukan dari sampah. Sampah yang dianggap menjijikan, bisa menjadi nilai ekonomi yang menjanjikan,” kata Azis.
Dengan program bank sampah tersebut, Azis pun berharap, permasalahan sampah yang sejak dulu tak pernah berakhir, bisa teratasi di tingkat desa.
“Ya minimalnya, dengan bank sampah ini, bisa meminimalisir dan mengurangi volume sampah yang dihasilkan masyarakat,” kata Azis. (CIBA-05)