CIREBON, (cirebonbagus.id ). Meluapnya air laut ke sungai Kumpul Kwista di Desa/Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon berdampak pada terganggunya pengolahan water treatment plant (WTP) Kapetakan.
Hal itu disebabkan karena bendung karet di sungai kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung (BBWSCC ) tersebut kempes saat air laut naik yang terjadi pada akhir pekan lalu.
Sehingga, WTP Kapetakan yang mengandalkan bahan baku air di sungai tersebut terkontaminasi air laut yang menyebabkan rasanya asin sehingga pengolahan dihentikan.
“Otomatis pelanggang kami sekitar 3. 000 sambungan di wilayah kapetakan ini terganggu. Sehingga proses pengolahan kami hentikan sementara sambil menunggu perbaikan dengan mensterilkan air baku dulu,” kata Direktur Utama PDAM Tirtajati Kabupaten Cirebon, Suharyadi saat melakukan pengecekan ke lokasi, Senin (25/11/2019).
Suharyadi menjelaskan, intrusi air laut yang terjadi tepatnya pada Sabtu 23 Nopember 2019 yang berlangung sejak pukul 16.00 WIB sampai 22.00 WIB. Berdasarkan laporan, kata dia, kempesnya bendung karet di sungai kumpul kwista yang panjangnya mencapai 4 km tersebut lantaran luput dari pengawasan petugas penjaga sungai. Sehingga kondisi air sungai selain menjadi asin yang juga masuk ke instalasi pengolahan di WTP Kapetakan.
“Atas laporan tersebut, kami pun langsung berkoordinasi dengan pihak BBWSCC. Alhamdulillah bendung karet tersebut langsung dikompa dan kondisinya sudah bisa diatasi,” katanya.
Atas kejadian itu, kata Suharyadi, permasalahan baru kembali muncul yang menjadi tugas PDAM untuk menetralisir bahan baku karena pelanggan tidak bisa diairi. Salah satunya yakni dengan cara menyedot air sungai hingga dinilai netral sehingga layak untuk diolah yang akhirnya bisa dikonsumsi konsumen.
“Meski sulit kami tetap harus berusaha agar saluran air ke pelanggan bisa segera diselesaiakn. Kami turunkan dua mesin sedot air berkekuatan besar untuk menyedot dulu sambil dibantu dengan memperlancar aliran sungai dari hulu,” katanya.
Dalam menjaga stabilitas pasokan air bagi pelanggan, tambah Suharyadi, pihaknya mengirimkan bantuan air bersih bagi pelanggan di wilayah tersebut menggunakan mobil tangki. Hal itu dilakukan sambil menunggu perbaikan proses pengolahan dengan menetralisir bahan baku dengan bantuan teknologi kimia.
“Insya Allah dalam pekan ini semuanya akan bisa teratasi sambil membersihkan air sungai sebagai bahan baku pengolagan. Sebagai penggantinya, kami kirimkan 7 kendaraan air tanki per hari dan gratis bagi pelanggan maupun masyarakat umum. Kami meminta maaf atas gangguan ini karena memang masalah teknis. Semoga ini bisa segera diatasi agar pasokan air bisa normal seperti semula,” harapnya. (CIBA-06)